OSLO, JUMAT – Terpilihnya Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) sebagai peraih Hadiah Nobel Perdamaian 2013, Jumat (11/10), di luar dugaan banyak kalangan. Sebelumnya, penghargaan dunia itu di duga kuat akan di berikan kepada aktivis muda Pakistan, Malala Yousafzai.
            Pengumuman peraih Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini di sampaikan Ketua Komite Nobel Norwegia Thorbjoern Jagland di Oslo, Norwegia, Jumat, pukul 11.00 waktu setempat. Dalam pernyataan resminya, komite itu menyebut OPCW mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian atas kerja kerasnya memusnahkan senjata kimia di seluruh dunia.
            Beberapa hari menjelang pengumuman peraih penghargaan terhormat ini, hamper seluruh pemberitaan internasional menyebut Malala, gadis berusia 16 tahun yang nyaris tewas setelah ditembak milisi Taliban di Pakistan, setahun lalu, sebagai kandidat terkuat peraih Hadiah Nobel Perdamaian.
            Dugaan itu makin kuat setelah pada Kamis, Malala mendapat Hadiah Sakharov, penghargaan tertinggi di bidang hak asasi manusia dan kebebasan berpikir di Uni Eropa. Nama lain yang juga di sebut-sebut sebagai calon kuat peraih Hadiah Nobel Perdamaian adalah Denis Mukwege, seorang dokter di Republik Demokratik Kongo yang membuka rumah sakit khusus untuk merawat para korban pemerkosaan di Negara itu.
            Hadiah Nobel Perdamaian bagi OPCW diberikan saat orgnisasi itu sedang menjadi pusat perhatian terkait upaya pemusnahan senjata kimia di Suriah. Berbagai reaksi bermunculan. Presiden Perancis  Francois Hollande menyebut penghargaan bagi OPCW itu merupakan wujud dukungan terhadap upaya komunitas internasional memusnahkan senjata kimia di Suriah.
            Fayez Sayegh, anggota parlemen Suriah dari Partai Bath-partai Presiden Bashar al-Assad, menyebut hadiah itu sebagai bentuk pengakuan atas “kredibilitas” pemerintah Suriah. Suriah baru bulan lalu mendaftar menjadi anggota OPCW setelah sempat terancam serangan militer AS atas penggunaan senjata kimia di dekat Damaskus, 21 agustus silam.
            Sebaliknya, pihak oposisi di Suriah menyebut hadiah bagi OPCW itu sebagai “langkah premature” . “Jika hadiah ini dilihat seolah-olah inspeksi senjata kimia di Suriah akan membantu mewujudkan perdamaian di Suriah dan kawasan, persepsi itu salah” tandas Louay Safi, tokoh senior oposisi Suriah di Qatar.

            OPCW yang bermarkas di Den Haag, Belanda, didirikan pada 1997 untuk menjalankan mandate konvensi pelarangan senjata kimia. Hingga kini, organisasi beranggotakan 189 negara itu mengklaim telah memusnahkan 81 persen dari seluruh stok senjata kimia yang diketahui di seluruh dunia. 

0 komentar:

Posting Komentar

Gunadarma University

Banner Link Gunadarma

About this blog

Labels

Tentang gue

Bekasi, Jawa Barat, Indonesia
enjoyed my news and info

Teman gue

Blogger templates

Calendar
Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

<a href=http://zawa.blogsome.com>Zawa Clocks</a>

Labels